Ideal Lifestyle (saya)

Banyak orang ngomongin soal lifestyle, ato kalo dalam bahasa indonesia, gaya hidup. Bahkan belakangan ada slogan yang lumayan bikin ngekek : 

Tekanan hidup sebanding (ato berbanding lurus) dengan gaya hidup. 😁😁😁

Ato lagi...

Kalo hidup lo penuh tekanan, mungkin lo kebanyakan gaya. 😅😅😅😅

Jadi, apa itu lifestyle sih?

Kalo menurut arti kata nya, 

Lifestyle is the way in which a person or group lives. 

Gaya hidup adalah cara seseorang atau kelompok untuk hidup.

Lebih luas lagi :

Gaya hidup adalah cara bagi seseorang, keluarga, kelompok atau masyarakat untuk menjalani hidup, yang dimanifestasikan untuk menghadapi/menjalani dengan baik kehidupan di lingkungan fisik, psikologis, sosial, dan ekonomi mereka sehari-hari.

Kalo menurut Psikologist Austria, Alfred Alder, yang dicatat oleh wikipedia,

Gaya hidup adalah ketertarikan, opini-opini, sikap dan pandangan seseorang, kelompok atau budaya. 

Gaya hidup adalah kombinasi dari faktor intangible dan tangible.

Faktor tangible berkaitan dengan dimana dia tinggal, sedangkan faktor intagible nya berfokus pada aspek psikologis seperti personal value (nilai-nilai yang dipegang teguh oleh seseorang), preferences (rujukan-rujukan), dan outlook. Atau secara lebih lengkap, dapat dituliskan faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup adalah gabungan dari motivasi, kebutuhan, dan keinginan dan dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti budaya, keluarga, kelompok referensi, dan kelas sosial.

Gaya hidup merupakan penilaian seseorang terhadap dirinya baik secara positif atau negatif yang menunjukkan identitas pribadi orang tersebut.

Gaya hidup diekspesikan di dalam pola prilaku kerja, waktu luang dan (secara individual) dalam aktivitas, sikap, minat, pendapat, aksi, nilai, serta alokasi pendapatan.

Apakah kita semua memiliki gaya hidup? Tentu saja. Cumaaa yaaa itu deh... sadar apa nggak. 😁

So, apa itu ideal lifestyle?

Kata ideal bermakna memenuhi pengharapan akan konsep kesempurnaan atau (apa) yang paling cocok.

Ideal lifestyle adalah gaya hidup yang menurut seseorang paling sesuai dengan yang dia harapkan atau yang dianggap paling cocok dengan dirinya.

Kemudian, apakah saya punya ideal lifestyle? 

Punya dooong.

Ada 3. 

Ketiganya bersambung berkaitan, circular saling mendukung.

Nah, apa ideal lifestyle saya? 😁

Sampe saat ini, ada 3 ideal lifestyle saya :

1. Less stress more life

2. Healthy lifestyle

3. Minimal living

LESS STRESS MORE LIFE

Absurd?

Yang jawab iya, pasti idupnya lebih setres dari saya (pada jaman dulu). Hahahaha.

Dalam kehidupan sekarang ini, stress lebih diartikan ke hal-hal berkonotasi negatif. Stress pada dasarnya adalah tekanan, bisa berefek positif dan juga negatif. Yang saya ambil disini adalah dalam pengertian (konotasi) negatif.

Banyak orang bunuh diri, katanya stess. Banyak orang menjadi pecandu (apapun : rokok, minuman, makanan, obat-obatan) katanya.... stress.

Salon spa, rumah pijat refleksi, seminar-seminar management stress, kelas yoga, meditasi, kelas hening, kelas NLP, semua penuh berjubel, karena orang katanya stress. Ruang konsultasi psikolog pun antri nya bisa 1 minggu. 😁 SETERES. Pokoknya semua setres. 

Saya sendiri, salah 1 siswa alumni workshop TRE Indonesia, belajar dari Master-master saya (terutama mas Gobind Vashdev dan bapa Irawan Sanjaya) untuk "merelease" stress. Hahahaha.

Ketika kita penuh dengan tekanan, entah itu pekerjaan, tanggung jawab, atau HALUSINASI doang, kita jadi lupa menikmati hidup. Lupa hening. Sibuk sama (penyebab) stress nya. Lupa rasanya semilir angin, lupa rasanya kricik-kricik air sungai. Lupa. Kadang malah lupa main sama anak. 😁😁😁😁 bisa juga sampe lupa punya anak. Waw. Bahaya. 

Apakah itu yang paling bahaya? Ndak. Bukan. Ada lagi. Kita lupa siapa diri kita. 😁😁😁 

Gak kepikiran? Mungkin, stress. *eh

Saya pikir, alangkah baiknya hidup kita lebih slow. Yeah, selow mameeen. MINDFULLNES. Sadar lagi ngapain. Mau ngapain. Tujuannya apa. Mau kemana. Sama siapa. Tidak dikejar-kejar ke-stress-an.

Bahkan, menurut ilmu yang saya pahami, stress 5 menit, membuat tubuh asam/acid selama 6 jam. Ewww.. (ini bahasan nya menyangkut kesehatan tubuh. Acid alkaline body state).

So, saya ingin tetep sadar akan diri dan hidup saya, makanya, saya jalani pola hidup seperti ini. Sehingga, saya tau batas diri, kapan harus berhenti. 😌

HEALTHY LIFESTYLE

Pada saat saya menuliskan lifestyle ini, justru saya sedang dalam menjalani prosesnya, tanpa sadar inilah lifestyle saya. 

Beberapa tahun lalu, saya pindah ke pola makan alkaline based diet Food Combining vegetarian (yang kemudian sekarang menjadi alkaline based diet Vegan), karena alasan catatan buruk kesehatan saya waktu saya masih muda belia. Sekarang mah udah tua, yes. 😁

Di dalam perubahan pola makan tersebut saya juga membawa perubahan besar dalam tingkah laku dan cara pandang saya terhadap bumi. Saya menjadi salah seorang yang menolak plastik (sekali pakai) dan juga menolak minyak sawit. Belakangan, saya memahaminya sebagai bagian dari konsep LESS/ZEROWASTE. 

Saya pengonsumsi secara besar-besaran apa yang disebut alkaline drink. Air kelapa, jus hijau, daaan KANGEN WATER. (Ini iklan apa gimana?)

Saya juga makin bersahabat dengan bumi, dengan nyeker (tanpa alas kaki) kemana-kemana. 😁

Apa kemudian saya jadi nggak pernah sakit? Yo nggaaakkk. Dalam 5 tahun (belakangan), saya sakit 2x. Hahaha. Itu juga sembuh tanpa obat apapun. Hohoho. Sakit nya apa? Yeah... sakit umum yang susah didefinisikan.. masuk angin (karena kebanyakan duduk di bawah ac). Apa coba? 😖😖

MINIMAL LIVING

Ikut trend? Nggak. Simple karena memang memiliki barang-barang secukupnya ituuuu menyenangkan dan memudahkan. Ini pilihan sadar loooh. Tida impulsip apalagi halu. Btw, secukupnya itu seberapa? Kalo bisa diartikan secara luas, secukupnya itu setara dengan jumlah minimal yang dibutuhkan. Tapi bagi saya, ini kurang pas, sampe suatu hari ada teman saya, Mas Teguh Suwartono bilang "Seberapa butuh kamu dan seberapa sanggup kamu ngurusnya?". Naaah. Itu deh. Cuco.

Untuk lifestyle ini, saya banyak dipengaruhi oleh kebudayaan jepang, zen living, juga tulisan-tulisan the duo minimalist, ibu Courtney Carver (project333), Caroline Joy, banyakkk daan paling nuncep adalah oleh SASAKI FUMIO (the master of extrem minimal living).

Si rumah saya (hampir) nggak ada homedecor. Zero homedecor. Homedecor yang saya maksud adalah lukisan-lukisan, tempelan-tempelan dinding, printilan-printilan guci ato apa yang memang fungsinya dekor. Hiasan. Bantal-bantal. Ga ada. Kalopun ada, yaaa itu tadi... bare minimum amount. Buat kenyamanan penghuni dan tamu rumah saya. Yang jelas... less clutter. Less stressssssss. 😁😁😁

IH, GA ADA HOMEDECOR. MEMBOSANKAN DOOONG???

Iya kah? Yaa boleh deh cek instagram saya, @shoucialicha disitu beberapa bagian rumah, saya upload. Apakah membosankan apakah tidak, boleh silahkan dinilai. Tapi, saya hidup tidak bergantung pada penilaian orang. Saya hidup dengan gaya saya.

Jadi, begitu itu kehidupan saya sehari-hari. Gimana? Pusing? Ruwet? Apa malah bikin setres? 😁 bagi saya, hidup seperti itu lah yang enak. 😌