(Pre-talk sebelum) menata diri (bersama pasangan)

Minna san, judul diatas ruwet yak? 😁😁😁😁

Iya. Pengen nya nulis gitu. Berhubung nggak masuk percetakan dan ga ada editor, bebas lah yaaa. Hahaha.

Jadi, (intinya) temanya adalah menata diri sama pasangan (masing-masing 😂). Ato kalo menurut aku sih, ya, pembicaraan awalan menyangkut menata diri sama pasangan.

Okelah. Biar gak makin panjang, (walaupun jelas pasti panjang), mulai aja dari pengertian.

Jadiiii, biar nggak rancu soal pengertian tema, ini saya tulis kesimpulan yang saya buat dari pengertian berdasar KBBI online soal menata, diri dan pasangan. 

Inget, ini udah ringkasan pengertian. Secara lengkap bisa cuss buka KBBI nya sendiri.

Menata diri bersama pasangan saya artikan dengan :

Mengatur, menyusun, membenahi orang seorang (terpisah dari yang lain) bersama dengan suami atau isteri. 

Pacar, apa tunangan, ga bole, buk icha? Kan pasangan juga. #eaaaaa

Hmmmmmmmm??? Ya bolee.. makanya kan tak bilang tadi pengertian menurut saya. Silakeuuun disesuaikan berdasar kebutuhan masing2.. Bebassss...

Apa yang diatur, disusun, atau dibenahi?

Menurut tema yang disajikan adalah diri. 

Diri siapa? Menurut saya, diri pribadi seseorang dengan seseorang yang lain (pasangan nya).

Menata diri, menurut sebagian orang, bisa jadi berarti menata rumah. Memperindah rumah. Supaya diri nya (dan juga pasangan) bisa betah nyaman tinggal didalamnya. 

Ini mudah.......... Bagi sebagian orang. #ngekek

Bagi yang lain, ini saja sulit. Hayooo ngakuuu... sapa yang pernah bilang ini suliiit? 😌

Apakah batasan menata diri adalah menata hunian?

Tidak.

Apakah menata diri seperti ini yang dimaksudkan? Bagi saya, bukan.

Menata diri mencakup bagian sangat luas, jauh lebih luas daripada sekedar rumah/hunian/tempat tinggal.

Hal-hal didalam diri terkait dengan berbagai hal, meliputi aspek fisik, kognitif, emosi, sosial, moral, seksual, keluarga/lingkungan sehingga dia menjadi satu pribadi yang utuh dan unik.

Dengan banyaknya sub kategori dalam diri yang perlu dan atau harus ditata, seperti saya ungkapkan diatas, bisa menjadi hal yang sangat mudah dan menyenangkan. Tetapi sebaliknya, bisa juga dibayangkan betapa menjadi rumitnya ketika harus menata diri bersama orang lain (pasangan) yang juga merupakan seorang diri (yang lain).

Bagaimana juga tipe diri sendiri dan pasangan dalam menghadapi masalah? Memang, kita dibekali dengan 2 sistem pertahanan diri, Fight or Fly, ya kan? Kok ya kan? Lha iya, saya sedang meyakinkan diri saya saat menulis ini bahwa minna san sudah tau sistem itu. Kalo ada yang belum tau yaa.. itu tadi, saya kasih tau. Hihihi.

Oke, jadi 2 sistem yaa. Fight or Fly. Apakah semua orang seimbang dalam memilih sistem ini? Nggaaakkkkk. Ada yang fight terus sampe tewas. Ada yang fly teruuuss...

Atau kalo pinjam bahasa salah satu temen baik saya, mas Teguh Suwartono, begini : "Yaaa.. dia itu kan atlet (kejuaraan tingkat dunia) mbak. Cabang olah raga lari. Lari dari kenyataan."

Hmmppffttt.. hahaha *ngekek

Yayaya. Mas Teguh emang jagonya bikin perumpamaan yang kadang aku gak kepikiran. Thank you very very much.

Sederhana atau tidak nya proses menata diri, menurut saya, sangat tergantung pada banyak faktor. Tentu saja, harus diawali oleh kemampuan diri sendiri menata diri pribadi, sebelum bisa mengajak, membagikan, membersamai orang lain (dalam hal ini pasangan).

Banyak orang masih menyepelekan hal semacam : ah, dia kan pasangan saya, harus nya begini atau harusnya begitu. Harusnya ikut apa kata saya, harusnya mau, harusnya... harusnya...

Menurut saya pribadi, hal tersebut sama sekali tidak bijak. Tidak ada pasangan sama persis kepribadian nya, bahkan kembar identik sekalipun tidak sama. Sehingga, menata diri bersama pasangan, yang paling utama dimulai dari menata kembali pemikiran dasar seseorang. Memberikan landasan bahwa pasangan (bagaimanapun) adalah orang lain. Pribadi yang berbeda dengan dirinya (yang membersamai menata diri).

Apakah menata diri sendiri harus dilakukan sebelum berpasangan? Oh tidak. Bisa saja dimulai setelah berpasangan, bahkan sudah berpasangan dalam jangka waktu yang lama.

Don wori bi hepiii, minna saaann... 😁😁😁😁😁 semua bisa melakukan kapan saja.

Kesulitan dan kemudahan dalam menata diri bersama pasangan dapat dipengaruhi faktor-faktor sebagai berikut :

1. Pengenalan diri pribadi 

2. Pengenalan diri pribadi pasangan (oleh dirinya)

3. Pengenalan diri pribadi mengenai pasangan

4. Cara berfikir/landasan berfikir/mindset

5. Cara berkomunikasi

6. Metode yang digunakan pada saat menata diri

Ah, buk icha kebanyakan teori. 😑😑😑😑😛😛😛😛😛

Ayok cobak buk icha nulis kek mana kalok buk icha...

Yee.. tunggu dulu napah. Bentar. Ntar juga nyampe.. 😅

Nah, gimana dengan pengalaman pribadi saya?

Pengalaman pribadi saya sendiri dalam menata diri bersama pasangan, ketika diri saya pribadi belum menemukan cara yang tepat, baik pengenalan diri saya, aspek-aspek yang melingkupi, faktor judge-ing (yang waktu itu justru judge-ing kelewat positip. Hal tersebut juga bukan hal baik.), menata diri bersama pasangan ini hasilnya tidak maksimal. Bagian aspek fisik, dalam waktu singkat akan kembali menjadi clutter. Bagian aspek lain tidak kalah clutter (tentu sajaaa... hahahaha).

Ketika saya pribadi mulai mempelajari beberapa metode, mengaplikasikan, mengomunikasikan tujuan dan cara menata, sehingga pasangan mengetahui maksud dan tujuan yang akan saya lakukan, mulai tampak hasilnya dimulai dari aspek fisik, aspek lain mulai mengikuti menjadi bebas clutter. 

Ihiiiy... asik kaaann.. ini biasanya yg dicari2 sama semua orang.

Menurut saya pribadi, proses yang saya alami termasuk mudah (tidak banyak hambatan). Eh, tapi itu menurut saya yaa.. 

Jadi, minna san mau ikutan memulai kah? Ato sudah mulai? Atoooo sudah sukses? Berbagi dooong sama buk icha? (Kalo nda keberatan) 😘😘😘😘😘

Catatan 1 : ini sebenernya PR kelas Chukyuu Gemar Rapi 

(Tapi ini versi blog, yang kata-katanya banyak dimodifikasi biar santai, juga ada beberapa hal yg lebih spesifik. Tadinya mau aku copas in aja docx nya yg dikumpul ke gc, tapi kayaknya kurang panjang. #eh hihihihi)

Catatan 2 : meng-copy paste tulisan tanpa rujukan itu katanya melanggar copyright. Tapiii masalahnya, saya lagi belajar itu namanya copyleft. 😁😁😁

Apa itu copyleft? Haha. Ajaran dari mas adjie dan mentor keren saya, mas gobind, untuk bebas copy-paste tulisan tanpa ijin.

Tapiii karena sekarang saya baru tahap belajar (dan saya masih pelit), minna san silahkan copy paste tulisan saya tanpa kredit/rujukan, gpp sih. Tapiiii kalo dikasih rujukan dari blog ini, yaaa makasih. Hahahaha. 

Ingeeeet, saya lagi dalam tahap be.la.jar 

Catatan 3 : blog kali ini isinya sedikit penjabaran, buanyak banget pertanyaan. Hahahaha. Gomennasai. Tapi saya pikir, karena emang ga akan ada jawaban baku disini. Kalo mau bahas SALAH SATU jawaban nya sama saya, boleh sih. Inget, satu aja loh ya. #pelitmodeon

Catatan 4 : terimakasih sudah repot-repot membaca blog saya. 😁 Arigatou gozaimashita. 

Yaks, stop.

Sampe sini ada yang setres? Hahaha. Ya shaking dl bole lhaaa.. (#maapsayamuridkelasTRE)

Ato bole jalan2 dulu deeh.. grounding. Atoo plesir (#maapsayaanaksantaikekdipantai)

Asal jangan release stres dengan belanjak (#aduhmaapsayaminimalis)